Kita tahu bahwa tanggal 7 November 1917 penanggalan Gregorian terjadi sebuah revolusi di Rusia yang dilakukan oleh kaum buruh sosialis pimpinan Lenin. Walaupun pada waktu itu yang berlaku adalah kalender Julian yang bertepatan dengan tanggal 25 Oktober 1917, maka sering juga disebut Revolusi Oktober. Setelah mereka kaum komunisme (gabungan marxisme dengan leninisme) berhasil menguasai Petrograd sebagai ibukota Rusia, dilanjutkan dengan dikalahkannya pemerintahan nasionalis pimpinan Alexander Kerensky, sejak runtuhnya Kekaisaran Romanov dengan raja terakhir Tsar Nicolas II turun tahta secara legal pada 15 Maret dan transfer kekuasaan legal diberikan dengan proklamasi yang ditandatangani Adipati Agung Michael. Revolusi selalu disebabkan ketidakpuasan rakyat terhadap pelayanan para pemimpinnya terhadap urusan mereka.
Namun dibalik itu semua, para sejarawan melihat ada kambing hitam yang menjadi korban. Kebetulan esok hari adalah hari raya besar kaum muslimin Idul Qurban, yang juga penyembelihan 'kambing hitam' setelah sholat Idhul Adha. Kambing hitam di Rusia itu adalah Grigory Yefimovich Rasputin. Seorang lelaki miskin yang dilahirkan pada tanggal 10 Januari 1969 di Tobolsk, sebuah desa yang jauh dari ibukota kerajaan. Dia terlunta-lunta di hamparan salju yang membekukan, teraniaya oleh perlakuan masyarakat. Kemudian ketika dewasa dia belajar tentang berbagai macam hal sehingga menjadi dirinya sendiri. Dengan keyakinan kuatnya dia mendeklarasikan diri menjadi utusan Tuhan bagi Rusia. "Aku adalah Rusia. Kebahagiaanku adalah kebahagiaan Rusia. Dan percik darahku adalah percik darah Rusia," teriak lantangnya pada diri dan orang-orang di sana.
Rasputin sering disebut biarawan sinting walaupun bukan seorang biarawan. Orang-orang menimpuk tubuh kurusnya dengan bebatuan karena menganggapnya gila dengan praktek ilmu sihirnya. Dan dia berhasil membawa sihir ke istana. Masa lalu yang laknat membawanya menjadi orang suci di istana Tsar Nicolas II di Petersburg. Ketika itu Tsarevich Alexei, putra mahkota Rusia terpeleset di kamar mandi dan darah tak berhenti mengucur dari lukanya karena menderita hemofilia. Tatkala Rusia sedang mempersiapkan sebuah monarchi konstitusional setelah manifesto Oktober. Tsar Rusia menunjuk Peter Stolypin, intelektual yang menjadi harapan Rusia sebagai Perdana Menteri. Rusia menunjukkan perkembangan positif di bidang industri dan pertanian dengan kepemimpinan pemerintahnya. Sehingga bagi Tsarina Alexandra, Stolypin dianggap sebagai klilip, iblis yang akan merebut mahkota suaminya kelak.
Di bulan Oktober 1912 itulah Rasputin yang selama ini terlunta-lunta, datang pada momentum yang tepat. Berhasil menghentikan darah Tsarevich Alexei yang sedari jatuh tanpa henti mengucur. Padahal Tsarina Alexandra sepuluh hari tak tidur mendampingi putra mahkota tercintanya. Dan tiada satu dokter pun yang sanggup menangani waktu itu. "Jangan sedih Ratu, Tuhan melihat air mata seorang ibu,. Pangeran kecil tak akan mati!" ucap Rasputin. Dia kemudian membisikkan sesuatu ke telinga Alexei, dan tiba-tiba wajah pucat pasi putra mahkota berangsur-angsur memerah kembali, darah mampet dari lukanya. Sejak itu, Rasputin begitu dekat dengan Tsarina yang menganggapnya utusan suci Tuhan dengan mukjizat yang diperlihatkan ketika mengobati putranya.
Kelakuan sang gembel bagaikan 'kere munggah bale' di istana Tsar Rusia yang mewah. Ia menikmati istana yang hangat dengan pesta anggur dan menggagahi para perempuan yang rela disetubuhi dalam sebuah orgi, layaknya dukun cabul yang mengatakan,"Akulah utusan Tuhan!".Keadaan semakin menggila di istana, tatkala sang kaisar Nicolas II memimpin Rusia melawan Jerman pada Perang Dunia I. Tsarina Alexandra merasa terpojok dan terasing, karena semua mata dalam istana menatapnya laksana musuh. Kebetulan dia adalah wanita yang berasal dari Jerman, negeri musuh besar suaminya kini. Maka hanya kepada Rasputinlah ia 'bersandar diri'. Rasputin dengan 'kekuatan ilahiahnya' semakin besar kekuasaannya.
Para penghuni istana semakin tidak tahan dengan polah tingkah Rasputin yang sudah melewati batas norma kemanusiaan dengan pesta anggur dan seksnya. Di saat situasi semakin tak terkendalikan maka pada penghujung tahun 1916, Rasputin menulis surat kepada sahabatnya Tsarina.
"Kutulis surat ini di St. Petersburg. Aku merasa akan mampus sebelum tanggal 1 Januari. Karena itu kukabarkan kepada rakyat Rusia, kepada bapa, kepada bunda, kepada anak-anak, dan kepada tanah Rusia, apa yang seharusnya mereka ketahui," begitulah surat terakhirnya tertanggal 7 Desember 1916. "Jika aku dibantai oleh saudara-saudaraku kaum petani Rusia, maka engkau, Tsar Rusia, tak perlu takut akan masa depan anak-anakmu. Mereka akan tetap di singgasana selama ratusan tahun. Tapi jika aku dibunuh oleh para bangsawan, dan jika mereka menumpahkan darahku, tangan mereka akan terus kotor oleh darahku, selama 25 tahun mereka tidak akan bisa membasuh tangan mereka dari darahku. Mereka akan terusir dari Rusia. Mereka akan saling bunuh sehingga dalam kurun 25 tahun tak akan ada lagi bangsawan di negeri ini. Maka jika kau dengar dentang lonceng yang mengabarkan kematian Grigory, kau harus tahu; jika keluargamu yang menyebabkan kematianku, maka sekali lagi kukatakan, tidak ada satu orang pun dari keluargamu yang akan tetap hidup selama lebih dari dua tahun..."
Usianya yang ke 47 tahun, setelah 22 hari sejak penulisan surat di atas, tepatnya tanggal 29 Desember 1916 Rasputin diracun sianida dengan dosis untuk mematikan sepuluh orang. Hari itu, dia dijebak di istana Pangeran Felix Yusupovsky saudara Tsar Nicolas II dengan tipu muslihat bahwa istri Pangeran yang cantik ingin bertemu dengan utusan Tuhan yang suci. Namun dia belum mati, racun tak mempan, maka dari belakang dia ditembak berkali-kali oleh dua anggota keluarga. Tetap bisa bertahan hidup dan kembali 3 tembakan menembus tubuhnya, tetapi tidak mati juga. Segera dia ditangkap dan dipukuli dengan tongkat kemudia diseret untuk ditenggelamkan ke dalam sungai Neva yang dingin. "Darah yang mengalir dari tubuhku adalah darah Rusia...,"katanya. Lonceng berdentang. hasil autopsi menyimpulkan penyebab kematiannya adalah karena dibenamkan atau tenggelam.
Bulan Februari 1917 terjadi revolusi yang mengakibatkan abdikasi TsarNicolas II, runtuhnya kekaisaran Rusia dan berakhirnya Romanov. Pemerintahan provisional non komunis (gabungan kaum liberal dan sosialis) di bawah Pangeran Georgy Lvov menggantikan Tsar, dan terjadilah huru hara Juli 1917 dengan naiknya pemerintahan nasionalis Alexander Kerensky. Pada bulan Oktober kemudian Tsar dan seluruh keluarga kekaisaran dinasti Romanov dibantai dalam sebuah Revolusi Bolshevik pimpinan Lenin yang komunis. Namun, itulah Rasputin yang punya peran kecil, menjadi kambing hitam jatuhnya Kekaisaran Romanov. Selalu saja kekuasaan yang zhalim mengambinghitamkan sesuatu yang remeh dibalik kekurangan mereka sendiri. Untuk itulah waktunya kita sembelih 'kambing hitam' itu esok hari. Semoga menjadi Idul Adha yang barokah bagi umat muslim khusunya dan umat manusia pada umumnya, dan tak ada 'kambing hitam' lagi di negeri Indonesia tercinta ini.
Wallahu a'lam bi ash shawab, astaghfirullah al azhim. Allahu akbar, Allahu akbar, La ilaha illaLlahu Allahu akbar. Allahu akbar waliLlahilhamd!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar