Sering dalam suatu peristiwa, saya membutuhkan sesuatu dan pas banget secara tak terduga sudah tersedia. Dalam keadaan sulit dikarenakan harga sapi yang anjlog membuat beberapa rencana terbengkelai, ditambah lagi saat sulit seperti itu didatangi tamu yang meminta pinjaman uang. Biasanya kalau orang meminjam uang lebih membutuhkan daripada orang tersebut sekedar meminta. Maka uang yang sedianya untuk persiapan lain-lain menjadi terancam keberadaannya. Yang lucu misalnya uang tinggal 1,7 juta kok yang pinjem pas butuh uang segitu juga.
Terjadilah peperangan batin yang dahsyat antara meminjaminya (tanpa bunga tentunya Bro!) atau memohon maaf tidak bisa membantu kesulitannya karena untuk kepentingan sendiri yang mendesak. Sekedar hitung-hitungan akal tentu pilihan kedua yang dicentrang. Tapi rasa kesulitan yang sedang dihadapi orang tersebut mengingatkan bagaimana kalau kita sedang mengalami kesulitan yang sama dan tidak ada yang mau peduli. Akhirnya perang dinyatakan usai karena kemenangan telah diraih dengan memberikan keputusan melaksanakan pilihan yang pertama.
Esoknya, saya ditelpon seorang teman untuk diajak kerjasama menangani kegiatan bisnis, dan alhamdulillah ada yang lebih dari sekedar rencana yang saya butuhkan. Allah adalah Maha Sutradara, manusia sudah merencanakan maka Allah kemudian yang memberikan keputusan. Pas ada kebutuhan, pas ada peminjam, dan pas ada solusi. Mungkin inilah Pertamina menggunakan istilah Pasti Pas!
Pernah nggak anda lupa sesuatu, dingat-ingat sampai jungkir balik belum ketemu. Eee ketika sedang santai, pasrah sama yang Maha Mengetahui sambil momong anak, mak bedunduk pas tidak dicari malah keingetan tadi yangs sedang dicari-cari. Kebalikannya ketika ada problem besar menimpa diri kita, selalu berupaya dengan segala tenaga dan pikiran melupakan sementara waktu. Dengan tiduran, dengan membaca, dengan ngobrol sama istri, sedang mainan sama anak tetep saja keingetan.
Dicoba trik jitu dengan membaca Al Qur'an kemudian sholat malam saat dini hari sembari berdoa mohon Allah Ta'ala menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Tapi upaya ini justru semakin teringat, terngiang-ngiang di otak kita. Berpikirlah kemudian, jangan-jangan Allah sengaja membiarkan hambaNya seperti ini. Sampai tertidur dan bangunnya segar badan serta pikiran. Beraktifitas seperti biasa, tidak berusaha melupakan traumatik yang terjadi kemaren, justru malah lupa sendiri dengan apa yang terjadi.
Kalau lihat artis yang pakai lipstik satu mili, bedaknya dua mili kali ya...biar tampak cantik, tapi tetep aja kurang cantik. Dipaksa dengan operasi plastik segala malah terkena penyakit. Sedangkan Ayu Ting Ting (ceile...!) pas dicoba tampil apa adanya dan rileks malah terlihat ayu. Bahkan tetangga saya memuji istrinya,"Wah kelihatan cantik sekali hari ini dia ya..." ketika dilihat tanpa make up rekayasa. Pas banget karo impen! Tarriiikkkk tuuuuuuun! Asoy pakdhe...
Pas itu memang tidak lebih dan tidak kurang. Semua sudah tepat, sebagaimana ajaran Islam itu sudah PAS! Mulur mungkret dalam urusan duniawi, semua penanganan masalah harus dihadapi dengan suasana dingin. Kebijaksaan dalam memutuskan pilihan, tergantung siapakah yang kita hadapi. Berbicara dengan nelayan, para pemabok, petani gurem tentunya juga berbeda ketika bertemu mahasiswa, pejabat dan entrepreneur. Tidak mungkin dengan wong tani menggunakan bahasa njlimet ilmiahnya kaum akademik. Nggak PAS!
Ingetkah anda kisah pembunuh 99 orang yang bertanya kepada ahli ibadah, karena menjawab tanpa ilmu dakwah maka ahli ibadah itupun menjadi sasaran orang ke-100 yang dibunuh sang residivis. kemudian bertanya kepada ulama (orang yang berilmu), dengan ilmu hikmah akhirnya sang penjahat pun menjadi luluh dan bertaubat kepada Allah Ta'ala. kemudian anda pasti juga ingat kisah orang badui (wong desa dan nomaden) di Arab ketika kencing di dalam masjid Rasulullah. Sikap sahabat marah, bahkan Umar bin Khatthab segera ambil tindakan keras untuk mengingatkan laki-laki tersebut. Tetapi Rasulullah mengingatkan Umar dengan kasih sayang, untuk membiarkan lelaki tersebut menyelesaikan hajatnya terlebih dahulu agar uyuhe nggak nyepret-nyepret. Kemudian baru dinasehati cara kencing yang benar serta adab berada di rumah Allah, dan tentunya dibersihkannya najis urine tersebut dari lantai masjid.
Jadi Islam itu bukan kaku. Namun ketegasan hukumnya sangat amat jelas dan komplit. Kamil wa mutakamil yaitu sempurna dan menyempurnakan. Cocok seperti pakaian tidak longgar dan tidak kesempitan. Bisa di pakai untuk orang yang gemuk dan orang yang langsing. Bisa dikenakan orang yang tinggi jangkung dan isa pula untuk yang minimalis. Pokoke PASTI (Pas di Hati), letaknya sesuai banget di hati manusia karena hati adalah ukuran standart kepuasan.
Terjadilah peperangan batin yang dahsyat antara meminjaminya (tanpa bunga tentunya Bro!) atau memohon maaf tidak bisa membantu kesulitannya karena untuk kepentingan sendiri yang mendesak. Sekedar hitung-hitungan akal tentu pilihan kedua yang dicentrang. Tapi rasa kesulitan yang sedang dihadapi orang tersebut mengingatkan bagaimana kalau kita sedang mengalami kesulitan yang sama dan tidak ada yang mau peduli. Akhirnya perang dinyatakan usai karena kemenangan telah diraih dengan memberikan keputusan melaksanakan pilihan yang pertama.
Esoknya, saya ditelpon seorang teman untuk diajak kerjasama menangani kegiatan bisnis, dan alhamdulillah ada yang lebih dari sekedar rencana yang saya butuhkan. Allah adalah Maha Sutradara, manusia sudah merencanakan maka Allah kemudian yang memberikan keputusan. Pas ada kebutuhan, pas ada peminjam, dan pas ada solusi. Mungkin inilah Pertamina menggunakan istilah Pasti Pas!
Pernah nggak anda lupa sesuatu, dingat-ingat sampai jungkir balik belum ketemu. Eee ketika sedang santai, pasrah sama yang Maha Mengetahui sambil momong anak, mak bedunduk pas tidak dicari malah keingetan tadi yangs sedang dicari-cari. Kebalikannya ketika ada problem besar menimpa diri kita, selalu berupaya dengan segala tenaga dan pikiran melupakan sementara waktu. Dengan tiduran, dengan membaca, dengan ngobrol sama istri, sedang mainan sama anak tetep saja keingetan.
Dicoba trik jitu dengan membaca Al Qur'an kemudian sholat malam saat dini hari sembari berdoa mohon Allah Ta'ala menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Tapi upaya ini justru semakin teringat, terngiang-ngiang di otak kita. Berpikirlah kemudian, jangan-jangan Allah sengaja membiarkan hambaNya seperti ini. Sampai tertidur dan bangunnya segar badan serta pikiran. Beraktifitas seperti biasa, tidak berusaha melupakan traumatik yang terjadi kemaren, justru malah lupa sendiri dengan apa yang terjadi.
Kalau lihat artis yang pakai lipstik satu mili, bedaknya dua mili kali ya...biar tampak cantik, tapi tetep aja kurang cantik. Dipaksa dengan operasi plastik segala malah terkena penyakit. Sedangkan Ayu Ting Ting (ceile...!) pas dicoba tampil apa adanya dan rileks malah terlihat ayu. Bahkan tetangga saya memuji istrinya,"Wah kelihatan cantik sekali hari ini dia ya..." ketika dilihat tanpa make up rekayasa. Pas banget karo impen! Tarriiikkkk tuuuuuuun! Asoy pakdhe...
Pas itu memang tidak lebih dan tidak kurang. Semua sudah tepat, sebagaimana ajaran Islam itu sudah PAS! Mulur mungkret dalam urusan duniawi, semua penanganan masalah harus dihadapi dengan suasana dingin. Kebijaksaan dalam memutuskan pilihan, tergantung siapakah yang kita hadapi. Berbicara dengan nelayan, para pemabok, petani gurem tentunya juga berbeda ketika bertemu mahasiswa, pejabat dan entrepreneur. Tidak mungkin dengan wong tani menggunakan bahasa njlimet ilmiahnya kaum akademik. Nggak PAS!
Ingetkah anda kisah pembunuh 99 orang yang bertanya kepada ahli ibadah, karena menjawab tanpa ilmu dakwah maka ahli ibadah itupun menjadi sasaran orang ke-100 yang dibunuh sang residivis. kemudian bertanya kepada ulama (orang yang berilmu), dengan ilmu hikmah akhirnya sang penjahat pun menjadi luluh dan bertaubat kepada Allah Ta'ala. kemudian anda pasti juga ingat kisah orang badui (wong desa dan nomaden) di Arab ketika kencing di dalam masjid Rasulullah. Sikap sahabat marah, bahkan Umar bin Khatthab segera ambil tindakan keras untuk mengingatkan laki-laki tersebut. Tetapi Rasulullah mengingatkan Umar dengan kasih sayang, untuk membiarkan lelaki tersebut menyelesaikan hajatnya terlebih dahulu agar uyuhe nggak nyepret-nyepret. Kemudian baru dinasehati cara kencing yang benar serta adab berada di rumah Allah, dan tentunya dibersihkannya najis urine tersebut dari lantai masjid.
Jadi Islam itu bukan kaku. Namun ketegasan hukumnya sangat amat jelas dan komplit. Kamil wa mutakamil yaitu sempurna dan menyempurnakan. Cocok seperti pakaian tidak longgar dan tidak kesempitan. Bisa di pakai untuk orang yang gemuk dan orang yang langsing. Bisa dikenakan orang yang tinggi jangkung dan isa pula untuk yang minimalis. Pokoke PASTI (Pas di Hati), letaknya sesuai banget di hati manusia karena hati adalah ukuran standart kepuasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar