Selamat datang....

Semoga setelah membaca perasaan anda menjadi PLONG!

Minggu, 16 Oktober 2011

The Reds and The Red Devils

Pertandingan antara Liverpool dengan Manchester United tadi malam merupakan big match yang sudah ditunggu oleh kedua penggemarnya. Liverpool disalip dalam perolehan trophy terbanyak, ketika MU sukses meraih juara musim lalu dan menambah koleksi trophynya menjadi 19. Sedangkan Liverpool hanya 18 trophy di Liga Inggris. Tentunya duel yang bertaburkan gengsi di Stadion Anfield yang merupakan stadion keramat kebanggaan Liverpudlian, gegap gempita sehingga menghadirkan atmosfir fantastis.

Pertandingan yang berjalan dengan tensi tinggi ini disebabkan adanya rivalitas bersejarah diantara keduanya serta kekuatan dahsyat yang dimiliki masing-masing pemain The Reds dan The Red Devils. Dengan pertandingan yang bergengsi tadi malam, maka poin yang diperoleh Liverpool baru 14 dan United tetap diposisi teratas dengan 20 poin. Tensi tinggi inilah yang juga terjadi antara pro corruption dengan yang kontra di Indonesia. Dan tentunya para penggila bola masuk dalam jajaran anti korupsi, ya nggak Bro? Disinilah pentingnya sportivitas dalam dunia olahraga yang dapat diaplikasikan dalam bidang lainnya.

Persaingan antara koruptor dengan orang jujur nan berani di Indonesia sudah sejak negeri ini berdiri, bahkan sebelum nama Indonesia belum populer. Ingatkah history VOC sampai bangkrut dan Belanda akhirnya menjalankan saran Van den Bosch berupa cultuur stelsel. Dan kebijakan tersebut menuai dua kutub yang berseberangan yaitu Belanda bangkit dari keterpurukan sebagai negeri miskin menjadi negara kaya di Eropa, sedangkan bangsa kita dari bangsa terhormat dengan kekayaan nusantara menjadi negeri hina karena terjajah dan miskin. Pertandingan antara kekuatan dahsyat pemain VOC atau Belanda dengan pemain Nusantara seperti Diponegoro, Mas Said atau Pangeran Sambernyawa, Imam Bonjol dan Pejuang Atjeh merupakan big match yang sangat legendaris.

Dan ini tergambarkan dengan pertandingan tadi malam, dimana United ingin mempermalukan Liverpool di Anfield sedangkan The Reds ingin menenggelamkan Si Setan Merah seperti yang mereka lakukan di Anfield pada tiga laga sebelumnya, sekaligus untuk menuntaskan dendam kekalahan di Old Trafford pada bulan Januari. Babak pertama pun berakhir dengan imbang, skor 0-0. Sundulan Phil Jones pada menit ke-16 sempat nyaris membuat Liverpludian gemes, tipis disamping gawang. Tidak mau dipermalukan, lima menit kemudian Steven Gerrard memberikan umpan silang berbahaya yang manis ke depan mulut gawang MU, namun sayangnya tidak berhasil dimanfaatkan temen-temennya. United kembali menekan, ketika Darren Fletcher dan Park Ji Sung mencoba memberi tendangan yang bisa mempermalukan tuan rumah tetapi belum berhasil.

Dibabak kedua, tuan rumah memanfaatkan kesalahan pemain United yang mengakibatkan, melesaklah bola ke gawang oleh Steven Gerrard. Steven merupakan manifestasi dari suara The Reds yang berarti dimahkotai. Sebuah indikasi bahwa Steven mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik malam ini dengan tendangan bebasnya. Gerrard sendiri bermakna pemberani, yang merupakan sifat yang harus dimiliki para eksekutor. Sementara 1-0 untuk tuan rumah pada menit ke-68.

Pada menit ke-69 Park diistirahatkan dan masuklah Rooney oleh Fergie untuk mempertajam lini depan, sayang Pepe Reina masih tangguh mempertahankan jaring-jaring gawangnya dari sentuhan bola lawan. Keputusan Fergie ini sudah tepat sebenarnya, apalagi angka 69 (simbol Yin Yang) merupakan nomer rumah saya, hehehe maap nggak ada hubungannya ya... Bukan pengkultusan ataupun pengeramatan, angka tersebut merupakan doa yaitu minimal pertandingan berakhir seri, janganlah MU dikalahkan di saat bertandang.

Ashley Young yang beberapa kali serangannya yang didukung skuad United berusaha membobol gawang lawan namun masih mentah. Sir Alex Ferguson akhirnya dimenit ke-69 juga menggantinya dengan Nani. Bukanlah sebuah keberuntungan, berawal sepak pojok Nani yang dibelokkan oleh Danny Welbeck, laju bola diambil oleh Javier 'Chicharito' Hernandez dengan sundulannya membuat Reina tak berdaya. pada menit ke-81. (8+1 = 9 = sempurna). Gooooool! Kedudukan benarkan menjadi berimbang, pro 69! Huahahaha...

Semenit kemudian The Reds marah dengan sontekan Dirk Kuyt umpan silang dari Steward Downing ke dekat tiang. Saya sudah bilang kepada anda, kekuatan doa itu jangan dianggap main-main. Keadaan tetap berimbang dan sulit membuat tim asuhan Dalglish unggul karena kepiawaian keeper David de Gea yang berhasil dengan gemilang menepis bola keluar maka selamatlah MU malam itu.

Javier Hernandez masuk pada saat yang tepat menggantikan Jones pada menit ke-77, karena kata Javier mempunyai makna sangat jelas, menjadikan pertandingan tadi malam sangat jelas permainan dan kualitas kedua tim. Sangat jelas hasil pertandingannya. Sangat jelas alias becik ketitik ala ketara. Mana yang baik dan buruk serta mana yang benar dan salah sebenarnya di dunia ini sudah sangat jelas. Sebuah pilihan, sehingga manusia bebas mengambil keputusan. Mau korupsi entah kecil atau besar, atau anti korupsi walaupun resikonya dianggap gila alias wong ora umum. Demikian pula melihat keseharian hidup kita, mana yang pencitraan terhadap istri dan anak-anak, dan mana yang ikhlas mensukseskan keluarga sakinah dengan kejujuran.

Panggilan kesayangan ayah Javier yaitu Fernandes Sr terhadap anaknya adalah Little Pea yang dalam bahasa Mexico disebut Chicharito. Bola matanya yang hijau itulah memawa keteduhan bagi timnya dengan hasil imbang di kandang lawan. Ya pertandingan terbesar abad ini di Liga Inggris selesai dengan 1-1. Cukup bukti agar MU tetap bertengger di posisi teratas klasemen sementara. tentunya harus ada upaya keras untuk tetap memperjuangkan hingga musim ini selesai.

Hanya saya berharap, nasib penegakan keadilan di negeri saya tercinta Indonesia janganlah berakhir seri, bentuk dari kong kalikong. Tetaplah tegak kejujuran, bagi koruptor segera sadar bahwa apa yang dilakukan adalah penzhaliman terhadap dirinya sendiri dan rakyat Indonesia. Kekuatan taubat anda akan mampu menyelamatkan siksaan Allah nanti di hari akhir kelak, biidznillah. Taubat itu diiringi dengan realita empiris, berupa permohonan ampun dan maaf, bersedia dihukum seadil-adilnya, mengemalikan hasil jarahannya, tidak mengulangi lagi serta banyaklah memberi. Sedangkan kekuatan anti korupsi berjuang dengan ikhlas, semata mencari ridho Allah untuk kedepan lebih baik. Itulah baru win-win solution, 1-1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar