Selamat datang....

Semoga setelah membaca perasaan anda menjadi PLONG!

Rabu, 12 Oktober 2011

Plong Vs Blong

Saya membedakan diantara dua kata tersebut. Plong lebih cenderung diartikan berasa lega, berasa terbebas dari beban pikiran, beban jiwa dan berbagai permasalahan. Sehingga dengan munculnya rasa plong itu membuat seseorang bebas berekspresi, berinovasi dan melakukan kreativitas. Yang dirasakan adalah kemerdekaan. Walaupun tentunya dalam seuah kehidupan ada aturan-aturan yang disepakati tentunya tidak menghambat rasa plong tersebut. Justru ketika dia melakukan kesalahan dan kekhilafan dengan melanggar aturan yang ada, jiwanya yang bersih pasti menolak. Dan, rasanya mbesesek di dada menahan rasa bersalah. 

Aturan diperlukan agar seseorang dapat mengukur aktifitasnya, apakah layak dilakukan atau tidak. ketika dia mampu menganalisa bahwa tindakannya masih dalam batasan koridor kesepakatan tentunya melakukan aktivitas itu dengan enjoy dan rasanya Plong itu tadi. Berbeda dengan di surga yang Allah Tuhan Yang Maha ijaksana tentunya memberikan kebebasan tanpa ada tekanan dan larangan lagi. Anda akan terpuaskan disana...pastinya Plong Forever.

Berbeda dengan Blong yang sering disandingkan dengan kata rem. Jadinya rem blong!. Semoga kejadian rem blong yang mengakibatkan musibah jangan terjadi pada kita. Rem blong yang ini beda dengan Remblong yang singkatan Rembang Oblong. Sebuah model kaos khas Rembang yang mestinya didukung oleh masyarakat Rembang khususnya, sehingga bisa setaraf dengan Dadung, Dagadu, dan Joger misalnya. Belum ke rembang kalau belum beli oleh-oleh kaos Remblong. Kembali ke masalah Blong pada rem, memiliki makna tidak berfungsinya rem karena tidak ada tahanan.

Blong, memang mirip dengan Plong. Saudara kembar siam kali...namun sebenarnya kemiripan itu hanya di tiga huruf belakang sehingga dalam pengucapan pun juga mirip. Yang berbeda adalah dirasa. Sama-sama pure empuness, kekosongan murni tetapi plong sensasinya positif begitu lapang. Sedangkan Blong sensasinya negatif, tanpa penghalang namun dheg-dheg pyar, sleser-sleser karena tahu akibat atau dampak negatif jika tidak dapat mengendalikan. Jika diketahui bahwa sesuatu itu Blong, pasti yang terjadi kekhawatiran akan hasil yang akan diperoleh karena sulitnya menangani kasus ini. Yang paling sering adalah menjadi penyebab terjadinya musibah kecelakaan. Korbannya bisa diri sendiri dan orang lain.

Jika manusia memiliki nafsu yang tanpa rem, ataupun jika punya rem namun dalam kondisi blong karena tidak pernah dirawat, maka sebuah musibah pasti terjadi. Nafsu seseorang yang mengumbar hawa nafsu seksualnya yang blong sebagai contoh, akan menimbulkan dampak negatif diantara kedua lawan jenis itu. Bahkan juga kedua keluarga besar mereka, dan sangat sering tidak mereka sadari jika melakukan itu dampaknya yang terbesar juga dialami oleh keturunannya. Dan hal tersebut seringnya berlanjut, berlanjut terus ketika tidak ada upaya untuk memperbaiki diri dan tentunya didahului taubatan nasuha.

Untuk itulah, mari kita untuk mewujudkan rasa Plong di pikiran dan hati janganlah sampai lupa memelihara hati, memperjernih pikiran dengan ilmu dan meneranginya dengan cahaya pengetahuan, serta mengendalikan hawa nafsu agar tidak Blong. Keduanya mirip namun berbeda! Plong atau Blong!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar